musim panen,__
padi tak dapat kutuai
gagal, Tuanku..
laut pasang,__
badai kutantang
ombak kuterjang
jaring kutebar
agar ikan tersangkut menggelepar
jaringku telanjang, Tuanku
hanya bangkai ban yang melekat
musim semi,__
naas
bungaku kalah layu
tak sempat kupetik, Tuanku
------------
padiku kopong
jalaku mlompong
bungaku kosong
aku terbengong bengong
bak anjing aku melolong
pada Tuhan kuminta tolong
: jelaskan, Tuhan
inikah pintaku ?
may 10, 2010
oleh. Ratu
Minggu, 13 Juni 2010
Buatmu : SAMITHA
Dalam lekuk ujung jemari kaki. . .
Lelah. . Arungi beribu pasir debu anugrah. . Beraroma dosa. . .
Ah. . Sudahlah. . It disana yg setia dalam tertangkar kenang. . . .
Masih. . Dalam ruas jemari kakiku. . .
Aral merentang gugah aku dalm siang mimpiku. .
Bercak noda. .dalam gurat tapak tapak. . Tertikam tajam antar hati yg menyambut. . .
Masih dalam sela ujung jemari kakiku. .
Lelah dalam persimpangan. .
Mash dalam. . Dan soal jemari. .
Jemari kakiku. .
di pos oleh. Ratu
ditulis oleh. Sad Respati
Lelah. . Arungi beribu pasir debu anugrah. . Beraroma dosa. . .
Ah. . Sudahlah. . It disana yg setia dalam tertangkar kenang. . . .
Masih. . Dalam ruas jemari kakiku. . .
Aral merentang gugah aku dalm siang mimpiku. .
Bercak noda. .dalam gurat tapak tapak. . Tertikam tajam antar hati yg menyambut. . .
Masih dalam sela ujung jemari kakiku. .
Lelah dalam persimpangan. .
Mash dalam. . Dan soal jemari. .
Jemari kakiku. .
di pos oleh. Ratu
ditulis oleh. Sad Respati
PERAPIAN DAN ROKOK DI RUMAHMU
kita berpapasan di persimpangan sana
lalu kau ajak aku duduk dekat perapian
bersamamu
di rumahmu
biar hangat, katamu..
juga biar tak nampak pucat wajahku
agar sinar apinya nampak di keningku
lantas memantul di matamu
tak lama
kau menyodorkanku secangkir kopi panas
dengan sedikit krimer
kau memecah hening
: "di luar dingin..aku tak ingin kau beku"
aku hanya menyimpul senyum
banyak kata
banyak tawa
di sela asap rokokmu yang membubung
mengepung cerobong perapian
hei...lihat,
kopi yang kita reguk bersama
kini telah habis
perapian
mulai padam
ruangan kita yang redup
kunjung menggelap
kau yang merokok pun
kehabisan korek
kuduk berbisik
"kau disapa salju yang masuk lewat celah jendela rumahnya"
lalu kau ajak aku duduk dekat perapian
bersamamu
di rumahmu
biar hangat, katamu..
juga biar tak nampak pucat wajahku
agar sinar apinya nampak di keningku
lantas memantul di matamu
tak lama
kau menyodorkanku secangkir kopi panas
dengan sedikit krimer
kau memecah hening
: "di luar dingin..aku tak ingin kau beku"
aku hanya menyimpul senyum
banyak kata
banyak tawa
di sela asap rokokmu yang membubung
mengepung cerobong perapian
hei...lihat,
kopi yang kita reguk bersama
kini telah habis
perapian
mulai padam
ruangan kita yang redup
kunjung menggelap
kau yang merokok pun
kehabisan korek
kuduk berbisik
"kau disapa salju yang masuk lewat celah jendela rumahnya"
oleh. Ratu
in this post :
Sad Respati
Langganan:
Postingan (Atom)